Senin, 20 Juni 2011

Gempa, Kawan Baru dan Desa Sawarna

Ngetrip lagi, hehehe....kali ini ke Desa Sawarna di kabupaten Lebak, Banten. Berbekal ponsel yang mengaku semi pintar akhirnya saya kembali memergoki adanya thread di Forum Backpacker Indonesia mengenai Sawarna. Thread yang diprakarsai seorang Abie dari Bandung ini ternyata menarik banyak minat. Melihat begitu banyak respon yang hilir mudik berganti menandakan keantusiasan menuju Sawarna, sayapun akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan ekspedisi ini. Kamipun sepakat menentukan meeting point di KFC Pajajaran depan Botanical Squre Bogor Jum'at malam pukul 20.00.

Hari itu 10 Juni 2011

Selepas bekerja sayapun diantar seorang rekan ke Stasiun Gambir, saya berencana menumpang kereta api ke Bogor. Beli tiket, bayar 11rb…criiing dan Pakuan Ekspress pun melaju. Tiba juga di stasiun Bogor pukul ½ 8 malam setelah satu jam berdiri lantaran tidak ada tempat duduk yang kosong. Naek angkot 03 ke arah Baranangsiang bayar 3rb…criiing dan akhirnya terlihat dengan jelas segerombolan makhluk dengan ransel plus tas kecil bergelayut dipundak duduk dengan rusuhnya di KFC. Meet and greet…Iwan, Ambar, Syarip, Esthi, Zaki, Agung, Widhi, Lulu, Cendy, Huda, Frida, Surya, Dedi plus Abah. Sambil menunggu rekan kami yang baru aja cari makan Bobby dan Tata kami pun pose di dalam terminal. Karna saya masih mengenakan batik dan belum sempat mengganti baju, sayapun dipanggil 'Pak Kades' hahaha. Tanpa buang waktu sayapun langsung berdoa semoga tahun depan saya benar2 jadi seorang KADES dan sudah ada Bu KADES di samping saya...amiiiiin.
Tata plus Boby akhirnya tiba, saatnya bus melaju meninggalkan Bogor dan bayar ongkos bis 20rb, criiiing. Well, semuanya berjalan sempurna sampai akhirnya kejadian ban bocor terjadi. Kamipun segera turun dan melepas penat sejenak. Selesai ban terpasang bus pun kembali berlari...namun ban serep yang tadi terpasang kembali berulah, kami pun turun kembali...padahal sudah deket Pelabuhan Ratu tuh. Untuk membius kami agar kami tidak jenuh sang awak bus pun memperdengarkan lagu-lagu yang membuat kami tersenyum, 'sobat kecil yang mengharukan' Doel Sumbang hahaha. Bus yang ugal-ugalan diawal karena kesalahan teknis akhirnya dibalap 2x oleh bus MGI. Bogor-Pelabuhan Ratu yang biasanya dapat ditempuh sekitar 2-3 jam menjadi 4 jam lebih...huffft.

 
Buspun akhirnya landing tepat didepan kantornya Dita di Jln Siliwangi Pelabuhan Ratu pukul 01.15 wib. Dita yang super duper baik menawari tempat kerjanya untuk kami singgahi untuk sekedar bermalam. Dua kotak martabak menyambut kami dengan hangatnya dan tanpa basa basi martabak tersebut sudah berpindah ke mulut kami  ;)


Abie, rekan kami yang berangkat dari Bandung bersama Dea, Dita dan Opik akhirnya tiba di Pelabuhan Ratu pukul 02.03. Kamipun berusaha melepas lelah dengan cara bergeletak berantakan mencoba mencari posisi wenak, sebagian sudah terkapar namun sebagian lagi masih terlibat pembicaraan seru. Sampai akhirnya azan Subuhpun berkumandang....

Selesai menunaikan kewajiban sebagian dari kami langsung bergegas menuju pantai sembari menanti datangnya fajar. 
 




Setelah melewati pasar ikan, kantor polisi dan jembatan Cibau kamipun tiba di pantai. Puas menghirup udara pantai kamipun kembali ketempat Dita. Dalam perjalanan pulang mata kami terpaku pada sebuah gerobak yang bertuliskan 'Bubur Ayam', tanpa dikomando bocah-bocah lapar ini langsung menjarah isi gerobak bubur ayam tersebut. Selesai menjarah tak lupa kamipun membayar bubur ayam yang sudah mencapai perut dengan uang 5rb...criiiing.

Mengingat jam operasional kendaraan yang menuju dan kearah Sawarna hanya brangkat pagi sekitar pukul 8.00 dan sore pukul 14.00 tentu saja membuat Dita memesan sebuah ELF untuk membawa kami ke Sawarna.  Sayangnya Dita tidak bisa ikut tapi kami yakin jiwanya Dita ikut ngegembel bersama kami ke Sawarna ;) ELF pun akhirnya meninggalkan terminal Pelabuhan Ratu.  Menyusuri pantai, tanjakan, belokan dan jalan berlubang membuat kami terombang ambing layaknya sedang menunggang odong-odong. Akang supir ELF tiba-tiba menghentikan kendaraannya di Pantai Karang Hawu. Bisa dibayangkan bila anak-anak ini langsung bersorak riuh dan segera berhamburan menuju pantai mencari spot terbaik untuk jeprat jepret sekaligus bernarsis ria. Setelah puas menikmati pantai Karang Hawu, ELF pun kembali membawa kami ke desa Sawarna. Lama perjalanan kurang lebih 1 jam, sampai akhirnya si ELF dengan mulusnya mendarat pada pintu masuk desa Sawarna.





Papan nama Desa Sawarna akan menyambut kita disertai dengan biaya retribusi sebesar 2rb..criing. Memasuki Desa Sawarna jembatan goyang sudah berada didepan mata, saatnya bergoyang hahaha. Kami menginap di Sawarna Beach House. Sampe guest house langsung beberes dan makaaannn....

Pukul 14.30 kami memulai treking kami menyusuri Desa Sawarna. Spot pertama kami adalah Goa Lalay. Lalay dalam bahasa Sunda artinya kelelawar, jadi bisa diartikan kalau Goa Lalay = Goa Kelelawar. 



Menuju Goa Lalay kita akan melewati sungai dan areal persawahan yang menghijau. Saat kami melintasi sungai terlihat anak-anak desa Sawarna yang sedang asyik bermain air sambil sesekali beratraksi dengan menaiki sebatang pohon kelapa yang tinggal setengah dan meloncat kearah sungai. Rada ngeri juga, soalnya saya khawatir terdapat batu-batu tajam didalam sungai tersebut tapi sepertinya tidak, mereka sudah terbiasa dan terlampau menikmatinya..ya sudahlah.







Menyusuri areal persawahan..

Mata kamipun dipaksa melihat hijaunya padi yang membentang. Terlihat masyarakat Sawarna yang sedang sibuk dengan  sawah garapannya sambil sesekali tersenyum menyapa kami ketika kami berpapasan dengan mereka. 





Setelah menempuh perjalanan yang cukup melelahkan kamipun tiba di Goa Lalay. Goa Lalay tidak tersentuh matahari, maka itu jangan lupa untuk mengikutsertakan senter kedalam ransel anda.

Memasuki mulut goa dan senterpun mulai dinyalakan. Pada bibir goa kita langsung menemui aliran air yang mengalir dari dalam goa. Jalan masuk yang lumayan sempit dan aliran air yang mencapai lutut membuat kami tertantang untuk terus masuk jauh kedalam. Mengingat tidak adanya asupan matahari kedalam goa membuat isi goa tidak bisa secara detail kami nikmati. Masuk lebih dalam dan kita akan menempuh medan becek, licin, berlumpur dan berair, sampai akhirnya langkah kami terhenti lantaran dinding yang menghalangi perjalanan. Sebenarnya terdapat jalan kecil yang hanya muat 1 orang saja bila kita ingn terus menyusuri goa Lalay ini, namun kami putuskan untuk kembali. Putar balik, kembali menghadapi jalan becek, terpeleset, terjatuh dan kembali basah. Satu paket yang menyenangkan untuk menikmati Goa Lalay ini hahaha


Melanjutkan perjalanan...
Susur pantai menuju Lagoon Pari


  

 




Dan akhirnya menikmati sunset di Tanjung Layar....







Puas mencumbui sunset di Tanjung Layar kamipun kembali ke homestay dan sharing pengalaman kami menikmati keindahan Indonesia, Indonesia itu indah kawan.

Minggu, 12 Juni 2011

Pagi itu saya tidak ikut mencari sunrise di Lagoon Pari, saya masih terkapar dikamar dengan selimut menutupi sebagian tubuh saya setelah semalaman berbincang dengan Lulu, Abah, Syarif, Fitri dan Bobby. Harum nasi goreng akhirnya membuat saya beranjak dari tempat tidur untuk segera menghampirinya. Kamipun segera menyendok menu sarapan kami dan sesekali berbincang tentang kejadian-kejadian kemarin.
Waktunya mandi di pantai, dan kamipun berbondong-bondong menceburkan diri ke pantai Ciantir ini.


"Cepet keluar, ada gempa !!!", begitu kira-kira yang saya dengar dari bibir pantai. Segera kami meninggalkan ombak-ombak liar itu dan menuju ke pantai, ternyata gempa yang barusan terjadi hanya sebentar dan tanpa ragu kamipun segera menceburkan diri kembali ke pantai.


Selesai sudah kami menghabiskan waktu di Sawarna ini, saatnya kembali Jakarta. 



Ban bocor, Doel Sumbang, kawan baru, gempa dadakan dan indahnya Sawarna...Mmhh,benar-benar satu pengalaman yang unik kawan. Well, See u guys in the next trip.

Note: Foto dari kamera Iwan, Zaki, Fitri, Agung, koleksi pribadi dan rekan lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar