Senin, 05 November 2012

Tak Perlu Nyali Gede Untuk Menaklukan Gn. Gede

Kali ini saya tak banyak bercerita, hanya ucapan terima kasih untuk team yang sudah membawa saya mencapai puncak untuk kali pertamanya. Perjalanan meniti hutan mencapai puncak Gede mungkin hampir sama dengan perjalanan saya ke Merbabu.Terjatuh, terpeleset, terkilir, dan yang pasti menerjang guyuran hujan untuk mencapai alun-alun Surya Kencana. Awalnya saya memang agak ragu untuk kembali mendaki, maklumlah fisik memang sedang ngedrop ditambah lagi hari seninnya saya harus berangkat pagi buta ke Balikpapan. Namun, iming-iming budget murah berhasil membuat saya menyerah. Pinjem Deuter+Sleeping Bagnya One dan untungnya matrasnya Esthi belom saya balikin jadi ga perlu pinjem peralatan lagi. Soal kompor, tenda dan lainnya nebeng sajalah dengan yang lain, hehehehe.

Jum'at, 26 Oktober 2012

Meeting point yang disepakati adalah di UKI Cawang. Titip motor dan saya dengan Tomy mencoba bergabung dan mulai SKSD dengan peserta yang lain. Pukul 21.20 WIB dan sebuah truk tentara berhenti dan memarkir di tempat kami berkumpul. Yups, kendaraan inilah yang akan membawa kami ke Gunung Putri. Absensi oleh panita and great....saya ga kebagian tempat duduk dan bisa dibayangkan betapa pegalnya kaki saya sebelum perjalanan dimulai. Tiba di home stay sudah sekitar pukul 01.00 dinihari dan sialnya lagi mata ini ga bisa diajak istirahat, tau-tau kokok ayam sudah cetar membahana pertanda hari baru dimulai....Hooooaaammmzzzzz

Sabtu, 27 Oktober 2012

Siap-siap memulai perjalanan setelah sarapan nasi goreng. Mulai mengatur ulang bawaannya, mencoba membuatnya seringkas mungkin berharap dapat mengurangi beban ketika nanti perjalanan dimulai. Bekal yang saya bawa mulai saya bongkar, dari kopi susu, roti sobek sampai dengan antangin :). Team pertama sudah berangkat dan sayapun dengan sumringhnya mulai melangkah. Langkah pertama, kedua, ketiga...semangat itu masih terlihat, namun setelah 10 menit berjalan akhirnya kata ini muncul dari mulut saya..."Break" !!!






Setelah perjalanan melelahkan itu sampai juga kami di Surya Kencana, cukup ramai Surken hari itu...maklumlah esok adalah hari Sumpah Pemuda, jadi banyak komunitas dan elemen masyarakat yang memang berniat merayakan moment tersebut di Gunung Gede. Surken ternyata indah, hamparan tanah lapang dengan segerombolan edelweis cantik membuatnya menjadi primadona untuk ngecamp. Selain itu sumber air lumayan banyak ditempat ini, jadi bagi yang niat mandi silahkan saja hehehe. Sampai ditempat yang dirasa nyaman, kamipun mulai ribet mendirikan tenda. Taraaaa....tenda sudah berdiri, saatnya mengistirahatkan badan dan kaki yang protesnya udah dari 4 jam tadi. Kembali ke kehidupan saya, lantaran usia yang semakin merenta akhirnya saya hanya berdiam diri ditenda selepas makan malam. Angin dan udara dingin Gede ternyata membuat saya mengurungkan niat untuk eksis diantara peserta yang lain. Bikin kopi susu, gelar sleeping bag dan sayapun senewen dengan hawa dingin yang mulai merambat ke sekujur tubuh.....Aaaarrrggghhh, plis udahan donk anginnya, dingin neh. Zzzz...zzz dan sayapun terlelap.
28 Oktober 2012

Pukul 03.00 dini hari kok ada rame-rame yah, kedengeran seperti orang jualan. Ternyata benar saja, seorang bapak menawarkan barang dagangannya yang berupa nasi uduk dan kopi. Etdah bujug, ternyata di Surken ada yang jualan nasi buat sarapan hahahaha. Plan hari ini cuma hunting sunrise dan menghadiri upacara memperingati Sumpah Pemuda. Kali ini treking ga seberapa jauh, hanya sekitar satu jam kami sudah mencapai puncak Gede. Walaupun rada telat ga liat sunrise karna mentarinya ga sabar nunggu, namun suatu kebanggaan buat saya untuk bisa berada di tempat ini, pagi hari dengan terpaan sinar sang surya....Subhanallah.






Telat untuk ikutan upacara dan akhirnya sayapun cuma masak buat sarapan. Dari kejauhan terlihat peserta upacara tampak antusias mengkuti jalannya upacara. Bentangan bendera raksasa dibentangkan sedemikian rupa membawa nuansa patriotisme modern. Begitu memukau dan sempat merinding sampai pada saat pembacaan teks sumpah pemuda:
  • Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
  • Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
  • Kami Putra dan Putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.
Selesai sudah prosesi upacara menyambut Sumpah Pemuda, nasionalisme memang tidak bisa diukur dari seberapa banyak kita mengikuti event-event kenegaraan, memasang simbol-simbol kenegaraan, hafal sejarah perjuangan bangsa, khatam dengan lagu-lagu perjuangan. Membuang sampah pada tempatnya, disiplin dalam segala hal sampai dengan mencintai alam Indonesia adalah sikap nasionalisme yang simple dan belum tentu dimiliki oleh setiap rakyat Indonesia. Sepele memang, namun bila hal kecil tersebut bisa kita lakukan, bukanlah hal sulit untuk mengubah image Indonesia yang melulu negatif dimata dunia. Banyak hal yang saya dapatkan dalam perjalanan saya kali ini, tidak hanya sekedar mencoret Gede dari daftar tujuan saya tahun ini namun setidaknya saya belajar untuk mencintai Indonesia se Indonesia Indonesia-nya.

Mulai membongkar tenda dan bersiap turun menuju check point Gunung Putri. Kembali menempuh perjalanan panjang dan berujar....LUAR BIASA !!!