Rabu, 14 Agustus 2013

Ketika Si "Puyer" Tab 2.7" Matot

Pagi tadi saya masih bisa ber-Line Pop ria dengan "puyer" saya dan ga ada masalah sama sekali. Siangnya saya keluar makan siang dan meninggalkan si "puyer" dengan kondisi sedang dicharge. Makan siang selesai, sayapun kembali ke meja kerja dan mendapati si "puyer" dalam keadaan off, mungkin sudah saya matikan sebelum keluar makan tadi pikir saya. Coba tekan tombol power dan ga ada reaksi sama sekali. Saya coba tekan lagi, kali ini lebih lama dan ternyata masih juga ga bereaksi. Mendadak panik dengan sedikit emosi, coba charge lagi ke power supply, dan si "puyer" masih aja "tidur". Langsung browsing dan cari tau soal penyakitnya si "puyer" dan akhirnya ketemu sama blognya mas Almaizar. Alhamdulillah, saya berhasil mem"bangun"kan si puyer, semoga gadget kesayangan anda tidak rewel seperti "puyer" saya.

Coba ikutin cara berikut, mungkin bisa membuat "bangun" gadget anda bila mengalami kondisi yang sama.
  1. Tekan dan tahan tombol power, berbarengan dengan tombol volume (terserah, mau volume up, atau down).
  2. Sambil ditekan, tancepin kabel chargernya ke USB laptop, dan  … Alhamdulillah, sudah mulai ada tanda-tanda kehidupan di Gtab tsb. Layarnya udah ada gambarnya, walaupun hanya kedap-kedip.
  3. Setelah muncul kedap-kedip di layarnya, lepas semua tombol yang tadi ditekan, dan biarkan beberapa saat Gtab nya di charge di USB laptop.
  4. Setelah dirasa cukup ada power dari gtabnya, silahkan pindahkan colokan USBnya dari laptop ke power supply listrik.
  5. Gtab bisa dinyalakan kembali.
Sekali lagi, terima kasih mas Al atas informasinya. Semoga bermanfaat untuk rekan semua...*sayang-sayang si "puyer".

Jumat, 09 Agustus 2013

Idul Fitri dan Harapan bertemu dengan Ramadhan Tahun Depan



Ramadhan tahun lalu masih bersama eyang kakung
Ramadhan 1434 H ini berlalu begitu cepat, tak terasa gema takbir mengumandang dimana-mana tanda esok sudah berganti bulan menjadi Syawal. Seperti biasa, sholat Ied di masjid Jami’ Ar Ridho berlangsung lebih awal. Pukul 06.30 muadzin sudah mengumandangkan dengan lantang niat sholat sunnah muakkadah tersebut. Saya yang baru saja tiba langsung menggelar sajadah merah tua saya, telat 2 takbir ternyata. Shalat 2 rakaat tersebut akhirnya ditutup dengan khotbah mengenai keutamaan idul fitri dan puasa 6 hari di bulan syawal.
Selesai sudah Shalat Ied, keluargapun lengkap berkumpul dan “sungkeman” sudah menjadi ritual rutin keluarga kami sampai dengan saat ini. Selepas ibu yang meminta maaf ke ayah, kemudian dilanjut oleh putra putri beliau. Mungkin tidak sesakral sungkeman yang dilakukan keluarga lain, namun keluarga kami menganggap ritual ini adalah inti dari proses panjang sebulan kemarin. Saya yang sebenernya cengeng tetap saja tidak bisa menangis saat meminta maaf pada kedua orang tua saya, malahan saya meminta doa beliau dengan harapan Allah cepat mempertemukan saya dengan jodoh saya, memberikan rizky halal yang cukup dan harapan lain yang sudah saya impikan sejak awal. Semoga Allah cepat menghijabah doa-doa tersebut…Amin. Kegiatan dilanjut dengan makan bersama, karena tamu sudah banyak berdatangan jadi ayah dan ibu menunda makannya dan menyambut tamu yang sebagian besar adalah tetangga terdekat kami.  Ibu memang sudah menyiapkan menu rutin tiap tahunnya. Ketupat dan kroni-kroninya, opor ayam, sayur labu, ayam goreng dan rendang.

Sekitar pukul 11.00 keluarga dari Bekasi tiba. Ayah adalah anak tertua, jadi semua keluarga ayah di Jakarta dan Bekasi pasti berkumpul dirumah ayah. Rumah ayah tidaklah terlalu besar, jadi bisa dibayangkan bila 32 orang kumpul  di rumah seluas 90 m2 itu kan? Malam sebelumnya saya  dan adik memang sudah menyiapkan “hadiah” untuk ponakan saya, dan kali ini ada yang berbeda. Tahun-tahun sebelumnya saya selalu memberikan mereka uang dengan nominal yang sama, tapi kali ini tidak. Saya sudah menyiapkan amplop bergambar angry bird, hello kitty dan alladin yang akan saya isi dengan sejumlah uang. Nominalnya tidak sama, berkisar 10rb – 50rb. Terang saja moment bagi-bagi amplop ini heboh…karena ada yang kecewa mendapatkan ribuan banyak yang ternyata jumlah nominalnya hanya 10rb dan ada yang bersorak mendapatkan 50rb. Seru, heboh dan yang pasti membuat lebaran kali ini semakin semarak.

Dibalik keceriaan lebaran, jujur saja saya merasa kecewa terhadap diri saya. Entahlah…meskipun saya bisa menyelesaikan puasa sebulan penuh namun shalat 5 waktu saya masih saja bolong, shalat malam dan tarawih bisa dihitung jari, Al Qur’an tak tersentuh sama sekali, sampai tidak ikutnya saya pada kegiatan charity seperti yang biasa saya ikuti 2 tahun terakhir ini. Separah itukah saya? Mengabaikan akhirat dan mengedepankan duniawi saya? Menganggap Lailatul Qadar hanya sekedar cerita indah tentang pahala yang diraih dengan memanfaatkan malam yang lebih baik dari seribu bulan itu?. Astagfirullohaladzim…saya telah menyia-nyiakan bulan penuh rahmat, barokah serta ampunan dan saya sendiri tidak mengetahui apakah saya masih bisa bertemu dengan sang Ramadhan. Semoga ramadhan kemarin bisa menjadi acuan saya untuk meningkatkan kualitas hubungan saya dengan sang pencipta maupun dengan sesama manusia, Amin ya rabb. Dan diakhir tulisan ini saya beserta keluarga ingin mengucapkan…

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1434H
Mohon Maaf Lahir dan Batin

Jumat, 02 Agustus 2013

Selamat Jalan Eyang Kakung Damin...

Usianya memang tak lagi muda, mungkin sudah menginjak 80 tahunan. Rambutnya pun mulai memutih dengan gurat wajah yang semakin kentara, tangan yang terkadang gemetar dan tubuh bungkuknya membuatnya terlihat menua termakan usia. Sosok renta itu bernama Damin, yups...beliau adalah kakek saya. Kakek super dengan segala kesibukan dan dedikasinya terhadap keluarga. Sosok tangguh yang memberikan kehidupan layak bagi ke 7 buah hatinya yang saat ini masih hidup. Sosok yang tak pernah mau diam untuk terus berkarya disisa hidupnya. Sosok  humoris, lincah dan tentu saja bijaksana.

Pernah ketika kami berkumpul di moment Idul Fitri tahun lalu, selepas makan malam bersama kami terlibat diskusi mengenai rencana menyatukan keluarga besar dalam sebuah acara, tetapi cucu-cucu beliau termasuk saya malah rusuh membahas soal warisan hahahhaha. Kalung emas, kebun tembakau, sawah dan asset lain punya simbah jadi bahan obrolan kami, ujung-ujungnya malah jadi heboh semua. Hanya sekedar lucu-lucuan dan pastinya membuat simbah tertawa puas. Kejadian itu menjadi satu moment dimana saya bisa melihat simbah bahagia bercampur dongkol dengan cucu-cucu durhakanya. Atau moment dimana simbah berjoget dengan riangnya pada acara pernikahan cucu-cucunya. Sayangnya moment itu tidak akan pernah ada lagi, simbah telah tiada hari rabu kemarin tgl 31 Juli 2013 akibat penyakit prostat yang dideritanya. Tak akan ada lagi moment-moment konyol seperti sebelumnya, tak ada lagi candaan dan tawa simbah. Simbah sudah kembali kepada sang pencipta, beliau sudah tenang dan kekal di surganya Allah, amin.

Selamat jalan eyang kakung, segenap keluarga akan selalu mendokanmu..Innalilahi Wainailaihi Rojiun.