
Mata saya akhirnya tertuju pada warung tongseng yang terletak diujung taman, tongseng kambing dengan harga perporsinya 12K. Setelah perut sudah mulai akrab dengan rasa kenyang sayapun duduk-duduk di taman tersebut, kembali mata saya tertuju pada gerobak yang bertuliskan es potong. Sudah lama tak mencicipi es ini, terakhir itu ketika saya masih SD. Dengan sumringah saya mendatangi tukang es tersebut dan membeli 2 potong rasa kacang hijau dan alpukat. 4K pun segera berpindah ke tangan abang tukang es potong dan lidah saya mulai menari diujung es.
Sensasi makan siang yang rrruuuarr biasaaa…setelah hampir 15 tahun akhirnya saya merasakan kembali es potong yang semakin terkikis oleh es komersil yang beraneka rasa, warna dan kemasan. Es potong tetaplah Es potong yang dengan kesederhanaanya mencoba bertahan ditengah zaman yang terus berlari.
Sayapun kembali menikmati es potong yang mulai mencair...
Sayapun kembali menikmati es potong yang mulai mencair...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar