Panggil saja dia Apep, nama lengkapnya Apep Sapaatuloh. Sosok mungilnya pasti akan mengecoh Anda, Anda pasti akan
mengira bahwa si Apep kecil masih duduk di bangku SD kelas 2. Gotcha…Anda
salah !!! Apep ternyata sudah berusia 13 tahun, Apep sudah menamatkan pendidikan
sekolah dasarnya setahun yang lalu dan memutuskan berhenti untuk membantu Ibu
dan kedua adiknya yang berlokasi di kaki gunung Cikuray, Garut. Kisah heroik Apep bisa Anda dilihat di sini.
Hal menarik yang membuat saya
terkesan selain kisah hidup sahabat-sahabat kecil saya ini adalah ketika saya
memasuki kamar yang berisi 2 ranjang untuk 7 anak dengan sebuah PC dan beberapa
CD horror. Pada dinding kamar saya mendapati karton yang tertempel bertuliskan
cita-cita masing-masing anak. Saepul ingin menjadi pemain sepak bola dan
bercita-cita memiliki lapangan sepak bola sendiri ditahun ke 4 setelah
sebelumnya bisa membahagiakan orang tua di tahun pertama, punya rumah bagus ditahun
kedua dan punya mobil mewah ditahun ketiga. Kemudian ada Apep yang berkeinginan menjadi
petani sukses. Untuk menjadi sukses, Apep berharap bisa melanjutkan study ke
ITB setelah lulus SMA dan juga bersekolah di Jepang serta dapat menyekolahkan adik-adiknya. Setelah sukses,
Apep berkeinginan menjalalankan ibadah haji sekeluarga. Bukan hanya Epul dan Apep, hal yang
sama juga saya baca dari karton milik Kiki, Adi, Sukma, Delit dan Heran, mereka memiliki banyak mimpi indah yang
terbungkus tekad untuk menjadikannya nyata,
Cita-Cita Apep |
Epul's dream |
Saya sempat tersenyum kala
mata saya mendapati kata bahasa Inggris yang ditulis dikarton milik Apep, Apep
menulis “You Adebes”, maksudnya itu "You are the best". Begitu juga ketikan di file milik Apep “I love you PPI Pour
Eper”, maksudnya "I love you PPI forever". Apep
memang lucu, sahabat kecil saya itu tidak merasa minder atau malu ketika saya
melakukan koreksi atas kata-katanya itu, yang pasti Apep mempunyai niat belajar
yang membuat saya iri. Oiya, Anda pasti bingung kenapa ada VCD horror dikamar?
VCD2 itu memang diberikan kang Salman untuk membunuh rasa takut
sahabat-sahabat kecil saya tersebut. Mereka diminta untuk menonton VCD yang sudah disiapkan kang Salman meskipun PC yang ada tidak dilengkapi dengan
speaker, namun setidaknya therapy seperti itu berhasil pada mereka. Mereka sudah
tidak takut lagi pada hal gaib yang dapat berdampak negatif pada hidup mereka. Oiya, beberapa
dari kisah hidup mereka ternyata pernah ditayangkan di TV, dari acara Orang
Pinggiran sampai Kick Andy dan mereka sekarang menjadi pribadi yang lebih
terbuka ketimbang sebelumnya, itu yang dituturkan kang Salman.
Karya Apep di PC |
Itulah secuil cerita saya
dengan sahabat-sahabat kecil baru saya. Dengan latar belakang yang hampir
memiliki kemiripan, ke 7 bocah lelaki itu berjuang untuk terus belajar
mewujudkan mimpi-mimpi mereka seperti apa yang mereka tuliskan di karton yang
tertempel di dinding kamar. Simple, namun sangat menampar rasa bersyukur
saya, saya masih saja berkeluh kesah untuk masalah kecil yang saya hadapi, sedangkan diluar sana
ada ratusan bahkan ribuan Apep kecil yang mensyukuri apa yang telah diberikan
Allah?
Semoga Allah menjadikan kita pribadi yang selalu bersyukur, Aamin.
jadi inget 'perahu kertas'
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus