Senin, 09 September 2013

Mencicipi Mie Ongklok Sembari Berjongkok


Mengunjungi suatu daerah tak lengkap rasanya tanpa mencicipi kuliner khas daerah tersebut, mie ongklok adalah buruan saya kali ini, karena posisi saya sedang berada di daerah Wonosono, Dieng tepatnya. Bermula dengan berakhirnya treking dari Gunung Prau Dieng yang membuat betis saya memadat, disertai dengan rasa lelah dan lapar yang tak terkira membuat saya kalap melihat warung makan yang bertuliskan, "menyediakan mie ongklok dan minuman purwaceng ".

Kali ini saya tidak membahas mengenai purwaceng, tapi soal mie ber'lendir' bernama mie ongklok. Mie ongklok sama dengan sajian mie kebanyakan, yang membedakan adalah si ongklok ini menggunakan tepung kanji sebagai kuahnya yang disebut luh. Selain itu mie ini juga diramu dengan sayuran kol dan potongan daun kucai dengan tambahan suwiran daging ayam serta tahu dan tempe. Ongklok adalah cara pengolahan mie yang dibuat dari semacam keranjang kecil dari anyaman bambu yang digunakan untuk membantu perebusan mie dengan cara digoyang-goyang atau di ongklok-ongklok dalam bahasa Wonosobo.

Mie ongklok yang sedang saya makan agak sedikit pedas namun sangat pas disantap ditengah udara Dieng yang cukup dingin siang itu. Karna saya membeli mie ongklok (sebenernya sih minta hahaha) bukan di restoran melainkan di terminal Dieng jadilah saya mencicipinya sembari berjongkok :). Makan mie ongklok sembari jongkok, mmhhh..pegel, pedes, yummy dan pastinya kenyang. Mau mencoba?