Rabu, 26 Juli 2023

Menyapa Dewi Anjani dari Puncak Rinjani

Bermimpilah dan kemudian bangun untuk mewujudkannya...

Rinjani, aku dataaaaaang....

Sebenarnya ini moment 8 tahun lalu, namun baru kali ini saya dapat menceritakan perjalanan saya ke Rinjani. 

13 Mei 2015

Perjalanan kali ini saya ditemani Jackson, Rian dan Hanif, dimulai dari kantor di daerah Thamrin menuju bandara Soetta untuk menumpang L*on Air, karena hanya maskapai tersebut yang mempunyai jadwal penerbangan paling malam ke Mataram dan tentu saja dengan tarif yang lebih ekonomis.  Tak terasa 2 jam sudah kami berada di dalam si burung besi ini, Alhamdulillah tak ada guncangan yang berarti selama perjalanan di atas, pun saat landing. Saat mengambil bagasi, terlihat juga beberapa penumpang baik domestik maupun foreigner menggendong carrier besar, ingin mendaki Rinjani juga mungkin.  Jarak kota Mataram dari bandara Lombok Praya masih cukup jauh, dan harga taksi yang ditawarkan lumayan mahal, maka DAMRI adalah opsi terbaik saat itu. Setengah jam berlalu dan kami tiba di Mataram sudah terlampau larut.

Untuk mendaki Rinjani kami tidak meng-hire guide ataupun porter, kebetulan kami mendapat referensi dari rekan yang pernah sebelumnya ke Rinjani. Yups, kami meminta bantuan kawan-kawan dari IKIP Mataram untuk men-support kami selama pendakian. 10 menit menunggu di pool DAMRI Mataram, akhirnya tampak pula kawan-kawan IKIP datang menjemput menggunakan 4 motor. Kamipun bermalam di kampus IKIP Mataram dan paginya bersiap menuju Sembalun. 

Rinjani sendiri memiliki nilai spiritual bagi orang Hindu Bali dan suku Sasak. Bagi orang Bali, Rinjani adalah satu dari tiga gunung yang disucikan karena dianggap tempat tinggal para dewa, setelah Semeru dan Agung.

14 Mei 2015

Perjalanan dimulai dari Kampus IKIP Mataram ditemani oleh bang Amar & bang Dion menuju Sembalun, pos pertama kami memulai pendakian. Setelah melewati savana dan hutan-hutan dengan tracking panjang dan melelahkan, akhirnya sore itu kami tiba di Sembalun Pelawangan. Dari titik ini puncak Rinjani sudah terlihat jelas dan tendapun mulai didirikan untuk kami beristirahat. 




15 Mei 2015

Setelah kembali mengumpulkan energi, kamipun memulai pendakian pada pukul 2 dini hari untuk summitSempat berhenti lama saat mendekati puncak, karena fisik yang melemah dan medan berpasir yang cukup sulit untuk didaki. Riuh sorakan dari pendaki lain yang terus memberi semangat kepada saya, "ayo mas, 5 menit lagi sampai loh...udah keliatan itu puncaknya", kata mereka. Alhamdulillah, I can prove to myself. MasyaAllah.. maka nikmat Allah yang manakah yang kamu dustakan. Haru, tak percaya dan bangga karena saya bisa sejauh ini melangkah. Selepas itu saya hanya duduk, menatap gugusan awan yang mungkin hanya berjarak sejengkal, mengagumi kuasa Allah sambil berbisik, permudah saya untuk kembali.


Turun dari puncak dan berpapasan dengan pendaki lain yang baru akan summit adalah suatu yang luar biasa, kenapa? karena meski tak saling kenal tapi kami saling lempar semangat. Alhamdulillah, tiba kembali di Pelawangan dengan baluran counterp*in di kaki dan betis. Perjalanan dilanjutkan ke Segara Anak sore harinya, butuh waktu sekitar 5 jam perjalanan untuk sampai kesana. Sunyi, gelap dan track yang kadang tidak jelas terlihat menjadi kendala perjalanan malam ini. Tiba di Segara Anak dan kamipun mendirikan tenda untuk me-charge energi.


16 Mei 2015

Pagi menjelang dan masyaallah, baru sadar kalo tempat ini indah luar biasa. Tak henti bibir ini mengagumi surga kecil ini, danau yang jernih, ikan yang tak kunjung habis untuk dipancing, mata air yang bisa langsung di konsumsi, air hangat yang dapat meredakan pegal dibadan dan banyak lagi keistimewaan Segara Anak.




 


Hanya semalam memang ditempat indah ini, belum puas rasanya namun kami harus menyudahi perjalanan ini menuju pos Senaru.  Tak banyak yang bisa saya ceritakan, yang pasti selama perjalanan, saya merasakan, putus asa, air mata, haru, lelah, tawa, dan doa yang tercampur menjadi air semangat yang luar biasa

Terimakasih teman-teman IKIP Mataram yang sudah mensupport kami selama mendaki, sehat-sehat terus ya kalian..